Selasa, 21 Juli 2015

Lebaran 2015. Terkadang, ucapan selamat melalui pesan pendek atau situs jejaring sosial kini telah menggantikan kartu Lebaran yang dulu selalu dikirimkan kepada kerabat, teman atau relasi. Namun ternyata kehadiran teknologi tidak serta merta menghapus tradisi saling berkunjung atau silaturahmi terlebih ke Sanak Saudara. Apa yang membuat hari raya lebaran menjadi hari spesial yang banyak ditunggu oleh umat muslim? Selain tentunya sebagai puncak dari penutup ibadah ramadhan, lebaran juga dinanti karena saat itulah kesempatan kita untuk menjalin silaturahmi pada kerabat yang telah lama terpisah. Mungkin banyak yang memandang sebelah mata pada prosesi ini, tanpa kita sadari silaturahmi memberikan manfaat luar biasa bagi kita. Setelah melaksanakan silaturahmi bersama keluarga, saya rasakan ada energy positif yang mengalir dalam darah kita. Semua terasa ringan dan menambah kita untuk selalu ingin berkumpul lagi bersama keluarga dan saudara kita. Lebaran tahun ini bersama keluarga besar kami laksanakan di rumah kakak tertua di Sawangan Depok. Tepatnya hari Sabtu, 18 Juli 2015. Alhamdulillah, karena kediamannya cukup luas sehingga dapat menampung sanak family yang datang. Menengok kebelakang tentang orang tua kami, Bapak Satam asli dari Cepu dan Ibu Pairah berasal dari Kudus (Kedua beliau telah tiada). Sejak tahun 70-an kami sekeluarga tinggal di Jakarta (merantau), jadi sampai hari ini saya tidak memiliki tradsisi Mudik. Mengingat Istri juga terlahir di Jakarta, mertuapun tinggal di Jakarta, jadi tiap kali Lebaran keluarga semua berada di Jakarta dan sekitarnya. Saya termasuk berbahagia dibesarkan ditengah keluarga yang jumlahnya besar, terdiri dari 8 saudara (3 pria, dan 5 perempuan) antara lain bila diurutkan: 1. Sutejo 2. Sutami 3. Sumarni 4. Suroyo 5. Suratmi 6. Sukarsih 7. Sugiarti 8. Sunarto (Saya sendiri). Foto-foto di sebelah, adalah saya bersama 7 saudara saya. Diusia saya yang 45 tahun, sangatlah berbahagia dan terharu dapat berfoto dan kumpul lengkap barsama saudara tercinta. Itulah cerita singkat tentang lebaran saya tahun ini. Alhamdulillah sangat berkesan karena saya merasakan rasa kekeluargaan dan kekompakan di keluarga saya makin meningkat, yang paling senang itu ya bisa lebaran ramai-ramai dan kumpul bareng di rumah kakak tertua. Semoga dimasa mendatang bisa terus dapat kumpul-kumpul bersama seperti itu. Jadi apabila anda sudah lama tidak berjumpa dengan orang tua atau bahkan sanak famili, hanya karena alasan jarak dan tidak ada waktu, sudah saatnya anda berubah pikiran dan mulai merencanakan jadwal untuk bersilaturahmi. Tidak ada waktu yang lebih tepat selain saat hari raya lebaran, disanalah kita dapat bertemu sekaligus lebih menjalin persaudaraan. Karena pada akhirnya manusia adalah mahluk sosial, yang sangat membutuhkan kehadiran bersama keluarga dan kita tidak bisa membantah itu. Terima kasih Ya Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk dapat berkumpul bersama sanak keluarga. Selamat Idul Fitri.

Jumat, 29 Mei 2015

Ban mobil meletus di tol Suramadu, 2013. Malam itu saya dan 3 orang teman sekerja, berangkat satu mobil berkeinginan makan malam di Surabaya. Makan ditengah kota pastilah enak, apalagi kita semua dari Jakarta. Namun ada aja ide dari salah satu teman yang mempromosikan makanan lezat dan murah di Pulau Madura melewati Jembatan suramadu. Jadilah kami makan disana, dengan menu nasi bebek yang bikin perut tak pernah kenyang. Memang apa yang diimingkan oleh temanku bener-bener terbukti rasa kelezatannya. Dalam suasana malam yang sama, rombongan mobil lain yang juga ada 4 orang teman, mengendarai Panther dasri arah Madura menuju Surabaya. Tepat satu kilo menjelang masuk gerbang Surabaya, salah satu ban belakang meletus, “duarrrr……ciiitttttt” dengan suara yang cukup panjang mobil terseret di tepi jembatan Suramadu, bahkan sampai keluar percikan cahaya bak besi sedang di las. Belum selesai sampai disitu, sebelum mobil berhenti di tepian, ban yang tadi meletus terlepas dan menggelinding di jalan tol, bak bola bowling yang dilempar pemain. Kontan saja, salah satu dari dalam mobil tersebut turun dan keluar dari mobil sambil berlari mengejar ban yang menggelinding tadi. Lalu kemudian ban tersebut menggelinding dan menabrak pambatas jalan, lalu terbang atau melompat di lintasan jalan untuk sepeda motor arah dari Surabaya menuju madura. Dasar sial dan apes malam itu, ban yang seharusnya diambil untuk diperbaiki di bengkel, secara mendadak di ambil oleh salah seorang pengendara motor yang berboncengan. Mereka juga tidak pernah tahu, asal muasal keberadaan ban di tengah jalan tol, entah dari mana, dan pepatah mengatakan dasar rejeki tak kan jauh dikejar. Jadi ban itu mereka bawa dengan megendarai sepeda motor berboncengan, tentunya kami yakin seyakin yakinnya kalo mereka pasti senang, karena mendapatkan rejeki dari langit kalo ban tersebut laku dijual. Teman kami hanya terbengong menyaksikan peristiwa tersebut, saat bannya malah dibawa kabur oleh sang pengendara motor, sambil bergumam dasar manusia gak ada perasaan, minimal tanya siapa yang punya atau lihat sekeliling siapa tahu ada yang sedang mengambilnya. Ohh nasib temanku, akhirnya mobil yang mogok tadi mendapatkan perawatan dan diderek ke bangkel terdekat untuk diperbaiki. Kami yang besoknya bertemu, diceritakan atas peristiwa sial itu, namun bukannya kami sedih tapi malah tertawa terpingkal-pingkal dan ada unsur mengejek, kok bisaaa…..sampai ban nya ggelundung di jalan tol Suramadu, apalagi sampai dibawa lari pengendara motor. Tapi kami juga tentunya prihatin dengan teman kami tersebut. Itulah, sekelumit cerita suatu malam di Tol Suramadu.